Pilih Ketua Umum Baru, BPAN Gelar Jambore ketiga di Kaltim

Aman.bpan.or.id KALTIM – Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) yang tersebar dari tujuh region mengadakan Jambore Nasional (JAMNAS) Ketiga yang digelar di, Kampung Muser, Kecamatan Muara Samu, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (18/18).sekira pukul 09.00 Wita. Peserta Jambore ketiga dari tujuh region itu diantaranya berasal dari Region Papua, Maluku, Bali Nusa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Region Jawa.

Jambore ketiga berlangsung selama lima hari, yaitu dimulai dari tanggal 18 sampai dengan 22 April 2018 dan dihadiri oleh 160 orang lebih pengurus BPAN dari berbagai Wialayah, Daerah dan Komunitas Adat Senusantara. Dalam acara tersebut turut hadir Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi, Deputi I Urusan Organisasi Pengurus Besar (PB) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Eustobi Renggi, Abdi Akbar Direktorat Politik PB AMAN, Agus Galis Direktorat Kebudayaan PB AMAN dan Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Paser.

Baca juga :

Kegiatan Jambore tersebut dibuka dengan pemukulan Gong oleh Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi dan diikuti oleh seluruh pemuda-pemudi yang hadir. Selain itu, pada pembukaan Jambore ketiga diadakan ritual adat oleh tokoh masyarakat adat yang ada di kampung Muser dan diiringi dengan tarian kebasaran dari Minahasa.

Dalam Sambutanya, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi menyampaikan bahwa BPAN merupakan sayap organisasi dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) yang paling tua, dibandingkan organisasi sayap lain, yaitu Perhimpunan Pengacara Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN) dan PEREMPUAN AMAN.

“Saya berharap BPAN bisa aktif terlibat dalam setia proses pengambilan keputusan di Komunitas Adat, selain itu, anak muda juga harus bisa membangun martabat masyarakat adat.”harap Rukka.

Dikatakan Rukka saat ini, beberapa anggota dari BPAN yang ada di Wilayah, Daerah maupun Kampung terlibat dalam menginisiasi berdirinya sekolah adat. Menurutnya dengan model pendidikan adat, sudah pasti masnyarakat adat akan tetap ada. Karena generasi sekaranglah yang akan menjaga budaya dan tradisi untuk beberapa tahun ke depan.

“Ilmu yang diajarkan dipendidikan formal yang sekarang sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan mereka di kampung, sehingga memaksa anak muda untuk pergi ke kota mencari pekerjaan. Berbeda dengan sekolah adat yang diinisiasikan kita,”terang Rukka.

Baca juga : Persiapkan Jambore keempat, BPAN Sembalun Lakukan Deklarasi Pengurus Baru

Dijelaskan Rukka bahwa dalam setiap masa anak muda akan menghadapi persoalan-persoalan seperti dijajah budaya lokalnya oleh kebudayaan asing bahkan dirampas ruang hidupnya karena munculnya investor-investor untuk berinvestasi di wilayah adat tanpa melibatkan masyarakat adat.Para peserta dan panitia larut dalam suasana Jambore ketiga itu, mereka memberikan ide-ide semangat bersama dari anak muda dari berbagai komunitas adat yang hadir. Dalam kemudian menghasilkan keputusan-keputusan yang dianggap penting untuk dilaksakan selama tiga tahun kedepan oleh pengurus yang terpilih nanti.

Kegiatan Jambore dilanjutkan dengan menyusun beberapa draf program-program oleh panitia dan nantinya akan disajikan pada saat rapat sidang-sidang umum untuk memilih kepengurusan yang baru di BPAN. Selanjutnya kegiatan diteruskan dengan seminar politik generasi milenial masyarakat adat yang difasilitasi oleh bagian Direktorat Politik Pengurus Besar AMAN yang dilakukan di Gedung Serba Guna Milik Kecamatan Muara Semu.

Sementara itu, dihari kedua dilanjukan dengan saresehan-saresehan, seperti saresehan pendidikan adat, saresehan hak ata tanah , saresehan sistem bagaimana caranya membuat peta wilayah adat, saresehan bagaimana caranya memanfaatkan teknologi digital sebagai ajakng propaganda oleh anak muda dan pertunjukan seni budaya dengan bertujuan untuk membangun kesadaran kritis di komunitas.

Selanjutnya dihari terakhir dilanjutkan dengan sidang-sidang umum untuk membahas tentang tata tertib pelaksanaan pemilihan pemimpin sidang dan juga mendengarkan laporan penyelenggaraan organisasi berkala dari Ketua Umum BPAN 2015-2018 Jhontoni Tarihoran. Setelah mendengarkan laporan penyelenggaraaan organisasi dan meberikan masukan, dilanjutkan dengan Pemilihan Pengurus BPAN yang baru periode 2018-2021. Mulai dari pemilihan Dewan Barisan Pemuda Adat Nusantara (Depan) ditujuh region dan pemilihan ketua umum BPAN.

Dalam sidang-sidang umum dengan model pengambilan keputusan musyawarah dan mufakat yang dilakukan seluruh pengurus BPAN ditetapkan Dewan Pemuda Adat Nusantara (Depan) dari tujuh region, ketujuh region itu, diantaranya Region Papua memandatkan Sem Vani Ulimpa, Region Maluku Erlina Darakay, Region Bali Nusa Lalu Kesumajayadi, Region Sulawesi Joko Sunarto, Region Kalimantan Paulus Ade Suka Yadi, Region Jawa Zebril Bahril Ulum dan Region Sumatera Jhontoni Tarihoran.

Sementara untuk mandat ketua Umum BPAN periode 2018-2021 yang baru yaitu diputuskan sodara Moh Jumri dari Jawa. Selanjutnya mereka lah yang akan mejalankan roda organisasi BPAN tiga tahun ke depan.

Ketua Umum Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Moh Jumri mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah mempercayakan dirinya untuk memimpin BPAN dalam tiga tahun ke depan. Ia juga berharap kepada pengurus yang lama agar bisa memberikan saran dan kritikan untuk dirinya, menurutnya itu dirasa penting karena mereka lah yang selama ini paham dalam melaksaksanakan kegiatan organisasi di Pengurus Nasional.

“Harapan saya, pengurus yang lama bisa tetap bersama-sama membantu BPAN terutama dalam memberikan ide-ide dan gagasan dalam memajukan organisasi, BPAN ini bukan hanya milih saya, ini oragnisasi pemuda adat nusantara.”tutur Jumri.

Dilanjutkan Jumri bahwa dirinya akan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh kawan-kawan pemuda adat senusantara. Menurutnya agar sejalan dengan garis-garis perjuangan AMAN, BPAN harus selalu terlibat dalam kegiatan organisasi induk. Selain itu, dia juga mengajak kepada seluruh pengurus BPAN agar melakukan konsolidasi internal organisasi dengan cara mendata ulang kader-kadernya. Kata Jumri BPAN juga harus tetap terlibat dalama kegiatan sosial seperti melakukan solidaritas sesama anggota yang terkena musbiah.

“Pemuda Adat harus berada di garis paling depan dalam setiap agenda AMAN, Saya mengajak teman-teman Pengurus BPAN agar menginventarisir anggotanya di setiap komunitas,.’’tungkas Jumri.

 

Penulis : Nanang Noise 

Tolak Perusahaan Karet, AMAN dan BPAN Barito Utara Akan Melakukan Aksi

Aman.bpan.or.id –Puluhan anggota dari Pengurus Daerah (PD) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Barito Utara Muara Taweh melakukan audiensi dengan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Barito Utara Muara Taweh. Mereka melaporkan terkait kondisi perusahaan Mitra Persada Gemilang (MPG) Gentra Megah di Karamuan  yang menggangu masyarakat adat terutama dalam penyerapan sarana air bersih.

Ketua Pengurus Daerah (PD) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Barito Utara Muara Taweh Putes Lekas mengatakan bahwa pihaknya sangat kecewa karena adanya ketidak adilan yang dialami oleh masyarakat adat tinggal di lokasi wilayah pengahon perkebunan Karet . Menurutnya perkebunan Karet yang ada di wilayahnya lebih banyak mudaratnya dibandingkan dengan kesejahtraan masyarakat yang ada di sekitar perkebunan.

Baca juga : 

“Saya kecewa, selama berdirinya perkebunan Karett, warga di sini sangat kesulitan untuk mengakses sarana air bersih, kalau bisa perijinan perusahaan itu ditinjau, karena tidak memberikan dampak yag positif bagi masyarakat adat,”terang Putes, pada saat audiensi di Kantor DPRD Kabupaten Barito Utara, Selasa (18/18) .

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah (PD) Barisan Pemuda Adata Nusantara (BPAN) Barito Utara Muara Taweh, Doris Silvanus mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji ulang keberadaan Perusahaan Sait yang ada di daerahnya, menurutnya memang selama ini perusahaan sawit merusak kebelangsungan ekosistem, terutama menggangu penyerapan sarana air bersih. 

“Kita akan diskusikan dan berikan pemahaman dengan kawan-kawan BPAN, kalau seandainya tidak ada tanggapan, kita akan melakukan konsolidasi dan melakukan aksi menolak beririnya perusahaan Karet.”tutup Doris. 

 

Penulis : Dedi Kiswanto 

Pesan Sekjen AMAN di RPB, Kaderisasi Anggota di AMAN Tertolong Oleh Organisasi Sayap

Aman.bpan.or.id JAKARTA – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (DAMANAS) serta organisasi sayap Perkupulan Perempuan Masyarakat Aadat Nusantara (PEREMPUAN AMAN), Barisan Pemuda Adat Nusanatara (BPAN) dan Perhimpunan Pengacara Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN) mengadakan Rapat Pengurus Besar ke XXII. Acara tersebut berlangsung selama dua hari, yaitu Selasa sampai dengan Rabu 19 2018  bertempat di Jalan Cut Mutia Hotel SOpiyan Menteng Jakarta Pusat,

Kegiatan tersebut dibuka dengan menyanyikan hime AMAN yang diikuti oleh seluruh peserta yang hadir dan dilanjutkan oleh pemaparan organisasi oleh Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dengan dipimpin langsung oleh Ketua DAMANAS Hein Nametomo.

Dalam pembukaannya Hein Nometomo menyampaikan bahwa fungsi Dewan AMAN untuk memonitoring implementasi kegiatan pengurus harian AMAN, ia juga menjelaskan tentang bagai mana DAMANAS itu bekerja dalam membangun komunikasi peregion. 

Baca juga : 

Selanjutnya Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi menyampaikan tentang laporan penyelenggaraan organisasi dan program AMAN selama periode Juni-Desember 2018. Hal itu sudah disepakati pada saat RPB di Papua,

Rukka Sombolingi menyampaikan perjalanan organisasi AMAN selama enam bulan, dia memaparkan perkembangan kegiatan AMAN pedivisi, mulai dari bagian keorganisasian, urusan politik, ekonomi dan kebudayaan, menurut Rukka  hal itu perlu disampaikan karena Dewan AMAN harus mengetahui perjalanan organisasi selama ini. 

Rukka juga menyampaikan perkembangan organisasi sayap yaitu Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), Perempuan AMAN, menurut Rukka BPAN sekarang aktifitasnya sudah mulai berjalan, setelah Jambore ketiga di Kalimantan Timur, memang agak tersendat aktifitasnya karena ada masa transisi yang mereka harus dilakukan dan kita sudah memembantu untuk memfasilitasi proses transisi dari pengurus yang baru dan yang sebelumnya.

“Ada proses transisi yang harus mereka lakukan sehingga dalam beberapa bulan kemarin belum berjalan maksimal, tapi sekarang sudah bisa beraktifitas dan berjalan lancar, bahkan dalam beberapa bulan ke depan akan melakukan rapat kerja nasional,”terang Rukka.

Dikatakan Rukka bahwa untuk Perekmbangan di Perempuan AMAN kemajuan dan perkembangan kaderisasinya semakin maju, mulai dari perekrutkan anggota dan beberapa caleg perempuan juga banyak.

” Dari jumlah total jiwa dalam keanggotaan AMAN sekitar 17 juta. Kader yang kita punya sekarang adalah 2.353 orang dan sebagian besar berasal dari Pempuan AMAN. Jadi AMAN tertolong oleh organisasi sayap.” tegas Rukka Sombolinggi.

Selain melakukan evaluasi berkala atas penyelengaraan organisasi dan pelaksanaan program-program kerja AMAN serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan, pada saat kegiatan RPB itu, AMAN juga akan membahas pernyataan sikap organisasi dan mengesahkan atau membatalkan keanggotaan yang tergabung dengan AMAN.

 

Penulis : Mahyudin 

 

Persiapkan Jambore keempat, BPAN Sembalun Lakukan Deklarasi Pengurus Baru

Aman.bpan.or.id LOMBOK – Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Daerah Sembalun mengkonsolidasikan anggotanya dengan melakukan Pertemuan Daerah (Perda), acara tersebut berlangsung di Balai Sembalun (17/12/2018) beberapa hari lalu. Kegiatan deklarasi tersebut bertujuan untuk memperkuat organisasi BPAN yang ada di Lombok dalam mempersiapkan Jambore keempat di Lombok.

Acara Peretmuan Daerah tersebut dihadiri sekitar 25 orang lebih Anggota Pemuda-pemuda berumur 17-35 tahun yang berasal dari komunitas-komunitas masyarakat adat di daerah sembalun. Acara yang berlangsung selama dua hari itu dihadiri langsung oleh Dewan Pemuda Adat Region Bali Nusa Tenggara (DePAN Reg. Bali Nusra), Lalu Kesumajayadi.

Selain itu, turut dihadiri oleh Ketua Wilayah Barisan Pemuda Adat Lombok , Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Daerah Sembalun, Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nusa Tenggara Barat (DAMANWIL NTB) dan dari Perhimpunan Pengacara Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN).

Baca juga :

Dalam sambutannya Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Sembalun, Darwate Muhammad mengatakan bahwa untuk memperkuat gerakan-gerakan masyarakat adat, harus dibangun kesadaran sejak dini terlebih dikalangan pemuda adat. “Anak muda itu harus di depan penerus perjuangan masyarakat adat”terang Darwate.

Menurut Darwate Deklarasi pengurus BPAN di Daerah Sembalun ini, merupakan bagian dari memperluas gerakan masyarakat adat khususnya anak muda sesuai hasil dari Jambore Nasional yang terjadi di Kalimantan Timur. “Deklarasi ini, sebagai perluasan organisasi sayap AMAN dengan melibatkan pasrtisipasi anak muda,”tegas Darwante.

Sementara itu, Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Wilayah Lombok Toni Syamsul Hidayat mengatakan bahwa deklarasi ini sebagai bentuk persiapan dalam menuju Jambore Nasional keempat, dimana Lombok dimandatkan untuk menjadi tuan rumah pada Jambore keempat sesuai keputusan yang ditetapkan di Kampung Muser.

“Ini merupakan bentuk perluasan anggota BPAN, karena kami  di Lombok dimandatkan untuk menjadi tuan rumah Jambore keempat sesuai keputusan di Muser pada Jambore ketiga April lalu,”tegas Toni.

Dalam deklarasi itu, terpilih lah Junaidi atau yang biasa dipanggil Jun, banyak sekali rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan peserta pada saat pertemuan daerah BPAN Sembalun, terutama dalam hal penguatan organisasi.

Penulis : Lalu Kusumayadi Dewan Pemuda Adat Nusantara (Depan) Region Bali Nusa

BPAN Kalbar Menghadiri Acara Temenggung International Conference di Kabupaten Sintang”

Aman.bpan.or.id – Anggota dari Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN Wilayah Kalimantan Barat Franciskus Xaverius Govin dan Yupenalis Ayub di kediaman Rumah Dinas Wakil Bupati Kabupaten Sintang Temenggung, atau sebutan lain untuk di daerah atau binua lain, adalah seorang fungsionaris yang menegakkan hukum adat Dayak. Sebagai seorang temenggung, dia menegakkan hukum adat dengan cara menimbang dan memutuskan hukum adat dan sanksi adat dengan sepatut-patutnya, seadil-adilnya dan dengan seimbang-imbangnya.

Dengan demikian, temenggung adalah penegak hukum adat dan pemutus sanksi atas hukum adat. Temenggung bekerja di wilayah atau binua hukum masyarakat adat. Kalau temenggung dianggap masih ada, maka masyarakat adat masih ada. Atau sebaliknya, jika masyarakat adat masih ada, maka temenggung dengan sendirinya pun masih ada.

Franciskus Xaverius Govin, Salah satu Pengurus dari Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kalimantan Barat. Turut Menghadiri undangan “Temenggung International Conference” yang di selenggarakan pada 28-30 November 2018 di Kabupaten Sintang.

“Saya merupakan salah satu dari sekian banyak Pemuda atau calon generasi penerus, dan merasa kita sebagai pemuda wajib tau dan mendalami cerita sejarah Adat Isitiadat, Budaya kita, seperti “Temenggung” ini. Mungkin banyak anak muda saat ini yang tidak mengetahui apa itu Temenggung, apa fungsi Temenggung.” ujarnya…

Konferensi Temenggung ini diselenggarakan sebagai satu dari sekian banyak upaya untuk mengangkat ke permukaan keberadaan temenggung kepada khalayak ramai, terutama
kepada masyarakat adat Dayak. Melalui Konferensi ini, keberadaan temenggung
diharapkan semakin dikenal, diketahui, dihormati dan dihargai.

Selain itu, melalui Konferensi ini juga diharapkan dapat dibentuk satu organisasi temenggung bertaraf internasional atau bertaraf Kalimantan dan Borneo. Organisasi ini kelak bisa menjadi
wadah untuk berkomunikasi di antara sesama temenggung untuk memperkaya dan mempertajam strategi dan pemurnian penengakkan hukum adat Dayak.

Keberadaan organisasi yang akan dibentuk melalui Konferensi ini diharapkan dapat berjalan beriringan dengan organisasi atau lembaga Dayak yang lain, sebagai mitra yang saling
melengkapi, bukan sebagai pesaing. Lembaga atau organisasi yang akan dibentuk melalui konferensi ini, kelak akan bertugas menegakkan hukum adat Dayak yang menunjukkan suatu keteraturan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui
lembaga tersebut, hukum adat Dayak akan terus dijaga, dilestarikan, diaktualisasikan dan dipertahankan.

Yupenalis Ayub yang juga pengurus dari Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kalimantan Barat ikut hadir dalam acara tersebut sangat mengapresiasi kegiatan ini.

“Saya secara pribadi berterimakasih pada para Tokoh-Tokoh Dayak, saya merasa ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai kaum muda Dayak, guna mengasah dan memperdalam pemahaman Pemuda Dayak salah satunya mengenai keberadaan asal usul “Temenggung” ditengah Perkembangan Jaman yang begitu cepat.” Pangkasnya

Franciskus Xaverius Govin dan Yupenalis Ayub, yang menghadiri Kegiatan tersebut mewakili Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kalimantan Barat, mengucapkan banyak sekali Terima Kasih kepada para Panitia, Tokoh-Tokoh Dayak, dan semua yang terlibat dalam acara ini termasuk para tamu Sedarah Dayak dari Negeri tetangga seperti Sabah, Sarawak, Brunei, Philipina, Taiwan

Mereka juga sangat berharap dan menghimbau agar para Pemuda saat ini dapat bersatu-padu, jangan cuek/apatis dalam menjaga, melindungi, melestarikan adat istiadat, budaya, sesuai dengan kearifan lokal di binua/wilayah nya masing-masing, karna itu titipan Leluhur, mari kita mempertahankan titipan leluhur itu bersama-sama guna Keberlangsungan Hidup kita bersama.

Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kalimantan Barat merupakan salah satu Organisasi Sayap Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang bersifat otonom.

Penulis : Sekum BPAN Kalbar

BPAN Kalbar Bangun Kesadaran Anak Muda Lewat Solidaritas

Bpan.aman.or.id – Aksi solidaritas Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kalimantan Barat untuk bayi bernama “Brigita Salita Deta”, Jumat (1/12) sekira pukul 20.00 WITA. Bayi dari pasangan Yohanes Toni dan Agusta Paulani itu mengalami penyakit Atresia Bilier kelainan dari lahir tertutupnya saluran empedu, karena keterbatasan ekonomi brigita harus menunda operasinya.

Kordinator aksi Mathias mengatakan bahwa aksi solidaritas ini dilakukan karena kami sadar bahwa itu merupakan kegiatan kemanusiaan. “Aksi sosial ini kami lakukan dalam rangka membangun kesadaran anak muda agar ikut bersolidaritas dan meningkatkan rasa kepedulian pemuda terhadap sesama.”terangnya.

Menurut Mathias kondisi sekarang ini kesadaran anak muda dalam melibatkan dirinya pada kegiatan sosial masih jarang bahkan apatis terhadap lingkungan disekelilingnya, budaya solidaritas suatu sikap yang harus dimiliki oleh seluruh anak muda  agar mempunyai kepedulian terhadap orang lain atau kelompok. 

“Saya mengajak anak muda BPAN di Kalimantan Barat untuk aktif dalam melakukan aksi-aksi sosial,”tutupnya.

BARISAN PEMUDA ADAT NUSANTARA

KONTAK KAMI

Sekretariat BPAN, Alamat, Jln. Sempur, Bogor

officialbpan@gmail.com

en_USEnglish
en_USEnglish